Kamis, 15 Maret 2012

PEMBELAJARAN TEMATIK


NUR ENDAH L.

210609011

 

PEMBELAJARAN TEMATIK


Pendahuluan
Pembelajaran tematik merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak (Depdiknas, 2006). Hal ini sesuai dengan karakteristik siswa usia SD/MI kelas I -III masih sangat tergantung pada respon indera, artinya apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan sangat mendominasi apa yang mereka pahami.
Oleh karena itu, hal tersebut dijadikan dasar oleh Pemerintah untuk menerapkan pembelajaran tematik kepada siswa SD/MI kelas awal (kelas I – III). Dalam pembelajaran tematik  terdapat karakteristik, prinsip pelaksanaan, dan juga memiliki rambu-rambu pembelajaran yang harus di ketahui dan dipahami oleh seorang guru agar dalam proses pelaksaan pembelajaran tematik tersebut dapat berjalan secara optimal. Disini saya cantumkan karakteristik, prinsip dasar, dan juga rambu-rambu pembelajaran tematik; semoga dapat bermanfaat.

1.        Karakteristik Pembelajaran Tematik
     Depdiknas (2006) menyampaikan karakteristik-karakteristik pembelajaran tematik yang merupakan hasil kajian secara filosofis, psikologis, dan instruksional  sebagai berikut:[1]
a.       Berpusat pada siswa
     Dalam pembelajaran tematik siswa yang aktif berbuat, guru hanya sebagai fasilitator yang memperlancar proses pembelajaran agar mengarah kepada tujuan pembelajaran. Semua kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang mendaya fungsikan siswa sebagai subyek belajar. Kelas adalah ajang pembelajaran bagi siswa untuk mengembangkan segala kemampuan dirinya. 
b.      Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal- hal yang lebih abstrak.[2]
c. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas
     Dalam pembelajaran tematik kita tidak mengenal kata ’Sekarang kita belajar matematika, belajar IPA, dan seterusnya. Kegiatan berlangsung seperti air mengalir, tanpa terasa siswa masuk pada konsep bilangan asli kurang dari 20 dengan menyanyikan lagu ”Balonku” atau menghitung anggota tubuh kita sambil menyenandungkan kalimah Alhamdulillaahirobbil’aalamiin, dan seterusnya. Dengan demikian pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
      Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. [3]
e. Bersifat fleksibel
     Guru diberi keleluasaan (fleksibelitas) untuk berkreativitas mengaitkan materi suatu mata pelajaran dengan materi mata pelajaran lain. Untuk membangkitkan motivasi, guru dapat mengaitkan dengan segala sesuatu yang akrab dengan siswa (kehidupan dan lingkungan sekitar mereka). 
f.     Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
     Pembelajaran tematik berusaha mengakomodasi minat, kebutuhan, dan potensi siswa agar berkembang maksimal. Pembelajaran dirancang sesuai dengan usia dan memberikan kesempatan kepada semua kecerdasan terpendam dapat terasah.
g.    Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
            Bermain adalah suatu aktifitas yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Perkembangan jiwa anak sangat dipengaruhi oleh permainan yang mereka lakukan di usia dini. Pengaruh bermain bagi perkembangan anak:
a)      Mempengaruhi perkembangan fisik anak.
b)      Dapat digunakan sebagai terapi.
c)      Dapat mempengaruhi pengetahuan anak.
d)     Mempengaruhi perkembangan kreativitas anak.
e)      Mengembangkan tingkah laku sosial anak.
f)       Dapat mempengaruhi nilai moral anak.
Banyak kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai bermain. Secara garis besar terdapat  dua jenis permainan, yaitu:  permainan aktif dan permainan pasif. Permainan aktif contohnya adalah:  bermain bebas dan spontan, drama, bermain musik, mengumpulkan dan mengoleksi sesuatu, dan permainan olahraga. Sedangkan contoh permainan pasif adalah membaca, mendengar radio, dan menonton televisi.

Sehubungan dengan hal tersebut diungkapkan pula dalam www p3gmatyo.go.id/download/SD karakteristik pembelajaran terpadu/tematik sebagai berikut: 1) pembelajaran berpusat pada anak, 2) menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan, 3) belajar melalui pengalaman langsung, 4) lebih memperhatikan proses daripada hasil semata, 5) sarat dengan muatan keterkaitan.


2.    Prinsip Dasar pembelajaran Tematik
       Dalam menerapkan dan melaksanakan pembelaran tematik, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan, yaitu:[4]
a. Penggalian Tema.
Penggalian tema merupakan prinsip utama  dalam pembelajaran tematik. Artinya tema-tema saling tumpang tindih ada keterkaitan menjadi terget utama dalam pembelajran. Dengan demikian dalam pengalian tema tersebut hendaklah memperhatikan beberapa persyaratan:
o  Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah digunakan untuk memadukan banyak mata pelajaran.
o  Tema harus bermakna, maksudnya adalah tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa-siswi untuk belajar selanjutnya.
o  Tema harus disesuaikan dengan tingkat psikologis anak
o  Tema harus mewadahi sebagian besar minat anak
o  Tema hendaknya berkaitan dengan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di rentang waktu belajar
o  Tema hendaknya sesuai dengan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat (asas relevansi)
o  Tema hendaknya sesuai dengan ketersediaan dengan sumber belajar
b.    Prinsip Pengelolaan Pembelajaran.
Dalam pembelajaran tematik, guru hanya fasilitator maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a)    Guru tidak menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan dalam proses pembelajaran
b)   Pemberikan tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerjasama kelompok
c)    Guru harus mengakomodasi terhadap ide-de yang terkadang sama sekali tidak terpikir dalam perencanaan

c.    Prinsip Evaluasi.
Berkaitan dengan evaluasi ini  diperlukan langkah-langkah positif antara lain,
a.    Memberikan kesempatan kepada siswa-siswi untuk mengevaluasi diri sendiri (self avaluasion) di samping bentuk evaluasi lain.
b.    Guru perlu mengajak siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kreteria keberhasilan pencapaian tujuan

d.   Prinsip Reaksi
Pada umumnya dampa pengiring yang penting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh dalam pembelajaran. Karena itu guru dituntut agar mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa-siswi dalam semua peristiwa serta tidak mengarahkan aspek yang sempit melainkan  ke suatu kesatuan yang utuh dan bermakna. Pembelajaran tematik memungkinkan hal ini dan guru hendaknya menemukan kiat-kiat untuk memunculkan ke permukaan hal-hal yang dicapai sebagai dampak pengiring.   


3.    Pelaksanaan / Rambu-rambu Pembelajaran Tematik
Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik hendaknya memperhatikan hal-hal sebagi berikut: 
1.        tidak semua mata pelajaran harus dipadukan;
2.        dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester;
3.        kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan dipaksakan untuk dipadukan. Kompetensi dasar yang tidak diintegrasikan dibelajarkan secara tersendiri;
4.        kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri;
5.        kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral; dan
6.        tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa, minat, lingkungan, dan daerah setempat  (Depdiknas, 2006)[5]


KESIMPULAN
            Pembelajaran tematik merupakan suatu pembelajaran yang berpusat ada siswa, sehingga dalam prosesnya pembelajaran ini memberikan pengalaman langsung kepada siswa dengan berprinsip belajar sambil bermain. Karena karakteristik siswa pada kelas satu sampai kelas tiga cara berfikirnya dengan memandang sesuatu secara serentak maka diharapkan dengan penyajian materi yang berupa dengan tema-tema, yang memadukan beberapa mata pelajaran dapat memudahkan siswa untuk memusatkan pikiran dan juga lebih bermakna bagi siswa. 

DAFTAR PUSTAKA
Buku Lapis PGMI